Bosch Nilai Potensi Bahaya Ketergantungan Otomotif Pada Sel Baterai

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Perusahaan multinasional yang bergerak di bidang teknik dan elektronika di Jerman, Robert Bosch GmbH atau Bosch, mewanti-wanti kepada industri kendaraan listrik atau electic vehicle (EV) tentang risiko bergantung pada satu sumber bahan bakar, dalam hal ini sel baterai.
Apalagi dengan adanya kondisi krisis gas di Eropa akibat perang antara Rusia dan Ukraina, menjadi sebuah konsekuensi baru bagi industri EV untuk mencari energi alternatif dari sel baterai.
Advertisement
"Kami melihat konsekuensi dari kekurangan gas untuk Jerman dan Eropa karena kami menyiapkan terlalu sedikit alternatif," ujar Kepala Layanan Mobilitas untuk Bosch, Markus Heyn dikutip dari Bloomberg, Selasa (20/9/2022).
"Di industri otomotif, kita harus menggunakan kesempatan ini untuk bertanya pada diri sendiri apa yang bisa kita lakukan jika sel baterai terlalu sedikit," imbuhnya.
BACA JUGA: Harga Lithium Melonjak Drastis, Produsen Kendaraan Listrik Berpotensi Tertekan
Alternatif baterai yang perlu dipertimbangkan, kata Heyn, termasuk sel bahan bakar yang menggunakan hidrogen dan oksigen untuk menggerakkan motor listrik.
Saat ini, baterai adalah salah satu pendorong biaya utama untuk kendaraan listrik. Akan tetapi, industri EV kini telah goyah karena harga lithium sebagai bahan baku baterai melonjak drastis.
Hal tersebut juga membuat produsen mobil listrik mempertimbangkan untuk segera menawarkan margin yang sama dengan kendaraan berbahan bakar fosil.
"Setiap orang pasti ingin melihat alternatif untuk daya baterai. Tapi ini hanya akan ada jika kita telah mempersiapkannya di waktu yang tepat," pungkas Heyn.
BACA JUGA: Spesifikasi Lengkap Honda New CBR250RR, Perdana Diproduksi di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Temui Ketum PSSI, Ini 7 Rekomendasi Suporter untuk Sepak Bola Indonesia
Advertisement

Danau Toba Dikartu Kuning UNESCO & Status Global Geopark Terancam Dicabut, Ini Penyebabnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement