Advertisement

Penjualan Mobil Indonesia Tertinggi Se-Asean, Namun Tingkat Motorisasi Masih Rendah

Jaffry Prabu Prakoso
Rabu, 03 Agustus 2022 - 07:17 WIB
Sirojul Khafid
Penjualan Mobil Indonesia Tertinggi Se-Asean, Namun Tingkat Motorisasi Masih Rendah Petugas mengecek kesiapan mobil baru di kawasan Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta. - Bisnis/Nurul Hidayat

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Meskipun volume penjualan mobil di Indonesia merupakan tertinggi di Asean, tingkat motorisasi masih rendah dibandingkan dengan negara lain, terutama Malaysia dan Thailand. Sehingga potensi pertumbuhan ke depan masih sangat besar. Hal ini belum termasuk potensi pasar yang juga belum merata.

Head of Center of Industry, Trade, and Investment Indef, Andry Satrio Nugroho, mengatakan hal tersebut bisa terlihat dari kepadatan mobil di setiap negara. Andry menjelaskan bahwa pasar kendaraan di Indonesia cukup besar. Akan tetapi konsumen dan pasar kendaraan roda empat belum merata.

Advertisement

“Artinya, wilayah Jabodetabek dan Jawa jadi pasar yang cukup besar untuk industri otomotif Indonesia jika dibandingkan dengan luar Jawa,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/8/2022).

Berdasarkan data OICA, tingkat motorisasi atau rasio per unit mobil terhadap 1.000 penduduk, Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Malaysia dan Thailand. Hingga 2015, tingkat motorisasi Indonesia sekitar 87 per 1.000 orang, sedangkan Malaysia telah mencapai 439 dan Thailand sebesar 228. 

BACA JUGA: Mobil Sejuta Umat yang Masih Bisa Gunakan Pertalite

Sementara itu, berdasarkan data Asean Automotive Federation, sepanjang paruh pertama 2022 penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air sebanyak 475.321 unit. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari Thailand yaitu 457.622 kendaraan.

Penjualan kendaraan roda empat paling banyak selanjutnya adalah di Malaysia yang laku 331.386 unit. Lalu, Vietnam (201.840 unit), Filipina (154.874 unit), Singapura (21.965 unit), dan Myanmar (5.848 unit).

Di saat yang sama, Andry melihat industri otomotif masih memiliki berbagai tantangan. Yang utama adalah kelangkaan semikonduktor. Hal tersebut dialami pula oleh negara lain, termasuk di Asean.

BACA JUGA: EHang 216 Uji Terbang di PEVS 2022, Dianggap Sejarah Bagi Indonesia

Lalu, nilai tukar rupiah yang melemah. Sebenarnya, tambah Andry, hal tersebut bisa menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor meski barang impor untuk produksi mobil bisa terjadi penyesuaian.

“Jadi, saya rasa ke depannya beberapa hal tersebut perlu kita antisipasi. Ini yang menjadi tantangan selain kelangkaan mikrocip yang tengah kita hadapi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Madura United Vs PSS Tayang Malam Ini, Prediksi Susunan Pemain dan Link Streaming

Sepakbola
| Jum'at, 29 Maret 2024, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement