Advertisement
Penjualan Mobil Indonesia Tertinggi Se-Asean, Namun Tingkat Motorisasi Masih Rendah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Meskipun volume penjualan mobil di Indonesia merupakan tertinggi di Asean, tingkat motorisasi masih rendah dibandingkan dengan negara lain, terutama Malaysia dan Thailand. Sehingga potensi pertumbuhan ke depan masih sangat besar. Hal ini belum termasuk potensi pasar yang juga belum merata.
Head of Center of Industry, Trade, and Investment Indef, Andry Satrio Nugroho, mengatakan hal tersebut bisa terlihat dari kepadatan mobil di setiap negara. Andry menjelaskan bahwa pasar kendaraan di Indonesia cukup besar. Akan tetapi konsumen dan pasar kendaraan roda empat belum merata.
“Artinya, wilayah Jabodetabek dan Jawa jadi pasar yang cukup besar untuk industri otomotif Indonesia jika dibandingkan dengan luar Jawa,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (2/8/2022).
Berdasarkan data OICA, tingkat motorisasi atau rasio per unit mobil terhadap 1.000 penduduk, Indonesia masih kalah jauh dibandingkan Malaysia dan Thailand. Hingga 2015, tingkat motorisasi Indonesia sekitar 87 per 1.000 orang, sedangkan Malaysia telah mencapai 439 dan Thailand sebesar 228.
BACA JUGA: Mobil Sejuta Umat yang Masih Bisa Gunakan Pertalite
Sementara itu, berdasarkan data Asean Automotive Federation, sepanjang paruh pertama 2022 penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air sebanyak 475.321 unit. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari Thailand yaitu 457.622 kendaraan.
Penjualan kendaraan roda empat paling banyak selanjutnya adalah di Malaysia yang laku 331.386 unit. Lalu, Vietnam (201.840 unit), Filipina (154.874 unit), Singapura (21.965 unit), dan Myanmar (5.848 unit).
Di saat yang sama, Andry melihat industri otomotif masih memiliki berbagai tantangan. Yang utama adalah kelangkaan semikonduktor. Hal tersebut dialami pula oleh negara lain, termasuk di Asean.
BACA JUGA: EHang 216 Uji Terbang di PEVS 2022, Dianggap Sejarah Bagi Indonesia
Lalu, nilai tukar rupiah yang melemah. Sebenarnya, tambah Andry, hal tersebut bisa menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor meski barang impor untuk produksi mobil bisa terjadi penyesuaian.
“Jadi, saya rasa ke depannya beberapa hal tersebut perlu kita antisipasi. Ini yang menjadi tantangan selain kelangkaan mikrocip yang tengah kita hadapi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Punya Nyali? Coba Kunjungi Destinasi Wisata Jembatan Kaca Terbesar di Dunia Ini
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement