Advertisement

Penjualan Mobil Indonesia Paling Tinggi se-Asean

Jaffry Prabu Prakoso
Rabu, 03 Agustus 2022 - 00:37 WIB
Sirojul Khafid
Penjualan Mobil Indonesia Paling Tinggi se-Asean Display penjualan mobil baru di salah satu dealer Honda di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bisnis - Arief Hermawan P

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penjualan mobil di Indonesia pada semester I/2022 merupakan yang paling tinggi di Asean. Meski dari sisi pertumbuhann, kondisi di tanah air masih kalah dibandingkan Malaysia dan Vietnam.

Berdasarkan data Asean Automotive Federation, sepanjang paruh pertama 2022 penjualan kendaraan roda empat di Indonesia sebanyak 475.321 unit. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari Thailand yaitu 457.622 kendaraan.

Advertisement

Paling banyak selanjutnya adalah Malaysia yang laku 331.386 unit. Lalu, Vietnam (201.840 unit), Filipina (154.874 unit), Singapura (21.965 unit), dan Myanmar (5.848 unit).

Dilihat dari pertumbuhan pada semester I/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Vietnam merupakan yang paling tinggi dengan angka 34,1 persen. Tertinggi kedua adalah Malaysia sebesar 33 persen.

Indonesia yang tumbuh 20,8 persen berada di bawah Thailand dengan 22,6 persen. Selanjutnya adalah Filipina 16,7 persen, Myanmar minus 8,3 persen, dan Singapura minus 34,2 persen.

BACA JUGA: Mobil Sejuta Umat yang Masih Bisa Gunakan Pertalite

Secara keseluruhan, penjualan kendaraan roda empat di Asean sebanyak 1.648.856 unit atau tumbuh 23,2 persen dari 1.338.864 unit pada semester I/2021.

Mengenai penjualan mobil di Indonesia, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan bahwa pelaku industri di Tanah Air sampai saat ini masih mengalami kendala meski industri tengah bergeliat.

"Ada beberapa hal yang berpengaruh. Salah satunya yang belum selesai dan bukan hanya masalah Indonesia tapi juga dunia adalah kelangkaan semikonduktor," katanya saat dihubungi Bisnis pertengahan bulan lalu.

Kukuh menjelaskan bahwa masalah tersebut sejatinya sangat mengganggu roda produksi. Beberapa tipe mobil yang diminati masyarakat harus terbatas pembuatannya karena tidak ada semikonduktor.

BACA JUGA: EHang 216 Uji Terbang di PEVS 2022, Dianggap Sejarah Bagi Indonesia

"Itu masalah global, bukan masalah Indonesia saja. Tapi itu berpengaruh pada total penjualan. Saya mau beli satu tipe tapi jadi tidak ada karena kendala mikrocip," jelasnya.

Selain itu, masih ada faktor lain, seperti inflasi, menurunnya nilai tukar rupiah, hingga perang Rusia. Akan tetapi menurut Kukuh hal itu tidak berdampak langsung terhadap industri otomotif. Berbeda dengan kelangkaan semikonduktor yang langsung menghambat produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PSS Sleman vs Dewa United: Super Elja Targetkan Menang untuk Menjauh dari Zona Degradasi

Sepakbola
| Jum'at, 19 April 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement