Advertisement

Duh, Ternyata Mobil Sangat Bergantung Pada Lem

Redaksi Solopos
Senin, 10 Juni 2013 - 16:00 WIB
Jumali
Duh, Ternyata Mobil Sangat Bergantung Pada Lem

Advertisement

 

[caption id="attachment_414303" align="alignleft" width="150"]http://www.harianjogja.com/?attachment_id=414303" rel="attachment wp-att-414303">http://images.harianjogja.com/2013/06/komponen-150x150.jpg" alt="" width="150" height="150" /> Ilustrasi.dok[/caption]

Advertisement

JAKARTA-Lem alias perekat makin penting dalam industri otomotif seiring tuntutan agar bobot kendaraan bertambah ringan sekaligus lebih kuat.

Seperti dilaporkan Reuters, berbagai variasi lem teknologi tinggi menjadi hal penting bagi industri otomotif.

Perusahaan Henkel dan PPG, misalnya, menyediakan lem khusus yang menyerap energi tabrakan dan getaran.

Kebutuhan lem khusus bagi industri otomotif telah membuat perusahaan lem untung besar.

Bobot kendaraan yang harus makin ringan adalah dampak dari peraturan yang semakin ketat dalam emisi.

Kendaraan harus makin hemat energi dan makin ramah lingkungan. Tahun lalu, rata-rata berat kendaraan bermotor adalah 1.400 kg dan industri otomotif berusaha terus mengurangi bobot produk mereka.

VW, Daimler, PSA Peugeot Citroen makin banyak menggunakan alumunium dan komposit eksotik. Dua bahan itu tidak bisa disambung dengan las dan harus dilem.

Lem tersebut tentunya harus spesial agar tidak mengurangi kekuatan dan tetap merekatkan dua material dalam segala kondisi.

Perekat yang misalnya dibuat dari polyolefin, seperti di sepatu Crocs dan snar raket tenis, jadi incaran industri otomotif.

Perusahaan riset IHS Automotive menyebut angka 2,3 miliar euro bagi pasar lem industri otomotif.

Angka tersebut tak sampai 20 persen dari total pasar industri perekat tapi para pengamat memperkirakan penggunaan perekat akan meningkat sekitar 33 persen dalam 5-10 tahun mendatang.

Saat ini rata-rata penggunaan lem untuk setiap kendaraan adalah 15 kilogram.

Seri termahal Audi yaitu R8 sebagian besar menggunakan lem perekat struktur yang tahan dalam getaran balap maupun panas yang menyengat.

"Memperbesar tenaga mobil berarti kendaraan bisa lebih melesat di jalan lurus, mengurangi berat mobil berarti kendaraan bisa lebih melesat di semua tempat," hal ini pernah dikatakan pendiri Lotus, Colin Chapman.

Produsen lem Alcoa memperkirakan penjualan mereka akan meningkat lebih dari tiga kali lipat seiring industri otomotif mulai menggunakan alumunium sebagai pengganti baja pada pintu, bemper dan silinder head.

Kepala pengembangan teknologi Audi, Bernd Mlekusch, mengatakan bahwa seiring makin banyaknya penggunaan komposit pada kendaraan Audi, maka lem yang saat ini digunakan sepanjang 100 meter/kendaraan pada masa pendatang akan bertambah menjadi 150 meter/kendaraan.

Perekat memperkuat kerangka body, menjadikan kendaraan lebih baik dalam menyerap guncangan, sekaligus membuat kendaraan makin hening, kata kepala rekayasa material Mercedes, Michael Zuern kepada Reuters.

Namun, bukan berarti perekat tidak punya masalah. Tahun 2010. Ferarri menarik 1.248 unit kendaraan seri 458 Italia karena perekat yang dipasang pada pelindung panas di poros roda ternyata rawan meleleh dan menyebabkan beberapa kendaraan terbakar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Tips Mudik Pakai Mobil Listrik

Tips Mudik Pakai Mobil Listrik

Ototekno | 2 weeks ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Hasil Cagliari vs Juventus Liga Italia: Skor 2-2, Si Nyonya Tua Sempat Tertinggal 2 Gol Hingga Jelang Akhir Babak Kedua

Sepakbola
| Sabtu, 20 April 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement