Advertisement

Produsen suku Cadang Kecil Kesulitan Hadapi Era Automasi

Thomas Mola
Senin, 27 Agustus 2018 - 22:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Produsen suku Cadang Kecil Kesulitan Hadapi Era Automasi UMKM Binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) Juga Memproduksi Komponen Otomotif. Ilustrasi - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pelaku industri komponen skala usaha kecil menengah mengaku bakal kesulitan menghadapi era automasi. Semangat yang diusung revolusi industri 4.0 ini automasi menuntut investasi baru dengan jumlah besar.

Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia Wan Fauzi mengatakan revolusi industri 4.0 merupakan suatu yang niscaya karena tren global bergerak ke arah automasi. Investasi yang cukup besar membuat pelaku komponen otomotif usaha kecil menengah (UKM) masih menunggu perkembangan permintaan komponen dari pabrikan.

Advertisement

"UKM belum banyak yang masuk ke industri 4.0. Dilema juga di investasi karena cukup besar. UKM belum mau karena merasa kalau permintaan meningkat masih bisa tingkatkan kapasitas produksi," ujarnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia.

Wan Fauzi menjelaskan investasi untuk menggunakan satu robot yang menggantikan tenaga manusia sekitar Rp500 juta. Dari sisi kualitas, untuk produksi masal, penggunaan robot membuat kualitas dan produktivitas lebih baik.

Pertimbangan lain UKM belum masuk ke automasi ialah permintaan dari pabrikan otomotif yang diproyeksi masih akan sama dengan tahun lalu. Tambah lagi, harga komponen yang dipasok ke pabrikan saat ini makin kompetitif dengan kehadiran pelaku komponen otomotif asal Tiongkok.

"Kalau kami memang lihat dulu, tetapi memang tuntutan lari ke automasi. Pengerjaan manual pelan-pelan ditinggalkan. Tergantung teman-teman UKM mau investasi atau tidak," tambahnya.

Seperti diketahui otomotif menjadi salah satu sektor yang didorong oleh Kementerian Perindustrian untuk menerapkan Revolusi Industri 4.0. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan produksi otomotif yang kemudian bisa bersaing untuk ekspor.

Wan Fauzi menambahkan, sangat sulit untuk berbicara komponen lokal dengan material lokal. Pasalnya, UKM juga harus melakukan menggunakan material impor untuk beberapa komponen yang tidak diproduksi di dalam negeri ataupun produk dalam negeri tidak memenuhi standar yang diminta pabrikan.

Tambah lagi, anggota PIKKO juga belum banyak menyadari pentingnya menyatukan data kebutuhan sehingga bisa diimpor dalam skala besar. Impor dalam skala cukup besar lebih menguntungkan karena telah terdapat ketetapan bea masuk 0% untuk komponen kendaraan bermotor.

Menurutnya, kesempatan yang cukup terbuka bagi UKM komponen otomotif ialah kehadiran banyak pemain baru pada kendaraan listrik khususnya pemain lokal. Pasalnya, selain baterai dan sistem penggerak, hampir semua komponen kendaraan sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

"Kalau mobil konvensional kan mesin, kalau listrik itu baterai dan semua yang lain di dalam negeri sudah bisa buat. Tinggal pemerintah dukung untuk penyediaan alat pengisian daya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Tips Mudik Pakai Mobil Listrik

Tips Mudik Pakai Mobil Listrik

Ototekno | 2 weeks ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Xavi Hernandez Dikabarkan Tetap Bertahan di Barcelona Musim 2024/2025

Sepakbola
| Kamis, 25 April 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement